Saturday, January 8, 2011

PELAYANAN PUBLIK: Lesehan di Kereta Ekonomi


       Pengalaman ini baru saja saya alami ketika berlibur akhir tahun kemarin di Yogyakarta. Hari itu adalah 31 Desember 2010 dimana saya dan seorang teman berniat memesan karcis kereta api untuk pulang ke Jakarta pada 2 Januari 2010. Setelah sampai di stasiun Lempuyangan kami langsung menghampiri bagian informasi untuk menanyakan perihal pemesanan karcis. Ternyata untuk keberangkatan tanggal 30 Desember - 3 Januari karcis hanya dapat dibeli pada hari-H, dan tidak dapat dilakukan pemesanan sebelumnya. Dan hal yg lebih mencengangkan saya adalah bahwa karcis yg diberlakukan unt tanggal tsb adalah karcis bebas duduk. Artinya dalam karcis yg dipegang penumpang tidak tertera nomor kursi. Sehingga unt menentukan tempat duduk berlaku istilah "Siapa cepat dia dapat". Menurut informasi petugas stasiun, kereta ekonomi jurusan Jogja-Jakarta diberangkatkan pukul 16.45 dan kereta sudah standby di stasiun mulai pukul 10.30. Akhirnya kami pun pulang ke penginapan tanpa karcis di tangan.

       Akhirnya tiba hari dimana kami harus pulang ke Jakarta. Untuk menghidari tidak mendapat tempat duduk mengingat ini adalah arus balik libur tahun baru, akhirnya kami memutuskan unt berada di stasiun lebih awal. Pukul 12.30 kami telah berada di stasiun. Namun apa yang terjadi ketika kami memasuki gerbong? Setiap bangku yg kami temui telah dipenuhi barang-barang penumpang sebagai tanda bahwa bangku tsb telah ada yg menempati. Tidak jarang ada penumpang yg menjolorkan kakinya untuk menempati bangku di depannya pula. Setiap bangku yg terlihat lengang coba kami tanya apakah kosong dan jawaban mereka pun seragam, yaitu "udah penuh mas". Padahal jelas-jelas mereka hanya berdua, dan kapasitas bangku tsb adalah untuk empat orang. Merasa dongkol dan putus asa kami memilih unt melewati perjalanan 12jam ini dengan "berlesehan" di tengah gerbong. Momen itu sempat saya abadikan melalui ponsel saya.


       Berangkat dari stasiun Lempuyangan saja gerbong telah penuh sesak dgn penumpang yg berdiri dan duduk di area jalan gerbong. Namun penderitaan belum selesai sampai disitu. Ternyata jumlah penumpang akan terus bertambah di tiga stasiun berikutnya, yaitu di stasiun Kebumen, Cirebon, dan Purwokerto. Yang membuat saya sedikit bingung adalah mengapa tidak ada satu pun petugas yang memperhatikan keadaan gerbong guna memantau apakah keadaan masih memungkinkan atau tidak unt menaikkan penumpang dari stasiun-stasiun tsb. 

Keadaan pun semakin sesak dengan keberadaan pedagang yang memaksa masuk ke dalam gerbong unt menjajakan dagangannya. Tidak jarang betis saya terinjak oleh mereka dan kepala ini terbentur termos penjual kopi. Sungguh pengalaman ini membuat saya kapok unt naik kereta ekonomi akhir tahun.

Tuesday, November 23, 2010

Bukti Kasih Sayang Seorang IBU

Ini adalah kisah nyata yang muncul dari tragedi gempa bumi 7,8 SR di Sichuan yg menewaskan 14.866 jiwa di RRC. Di tengah proses evakuasi, regu penyelamat menemukan sesosok tubuh seorang ibu dan bayinya yang berumur 3-4 bulan di bawah reruntuhan bangunan. bayi dilindungi ibu dengan tubuh miliknya berlutut sujud di atas bayi.
Ketika penolong tiba 5 hari kemudian, pada 17 Mei, mereka menemukan sang ibu telah hancur mati, tetapi bayi itu dapat tetap tidur nyenyak di bawah tubuh sang ibu, dgn kondisi tetap hidup tentunya.
Tak lama kemudian mereka menemukan ponsel sang ibu, tempat ia menulis pesan teks untuk bayinya yg berbuyi sbg berikut :

"Bayiku sayang, jika kamu dapat bertahan hidup, selalu ingat bahwa aku mencintaimu." 



gmn,
msh mau cari2 alesan klo disuruh org tua ??
msh mau ga nurut klo dinasehatin org tua ??

renungkanlah ..


www.kaskus.us

Selamatkan kucing, kiper diganjar kartu kuning


Kiper Medjimurje Cakovec (klub Kroasia), Ivan Banovic, tampaknya sadar akan perikehewanan alias HAB (hak asasi binatang). Maka, meski bermain bola, dia peduli terhadap keselamatan kucing yang nyelonong ke lapangan.

Itu terjadi pada pertandingan Divisi I Kroasia antara klub Sibenik dan Medjimurje Cakovec. Partai yang pasti akan menjadi kenangan bagi seekor kucing, juga Banovic. Sebab, sang kucing diselamatkan Banovic. Dan, akibat tindakannya itu, Banovic malah diganjar diganjar kartu kuning. Kisah ini langsung mendapat porsi khusus di media-media Krasia, Senin (23/11).

Ivan Banovic terkejut saat pertandingan memasuki menit ke-20 dalam pertandingan Sabtu (21/11), yang digelar di kota kecil pantai Sibenik. Sebab, tiba-tiba ada kucing berjalan ke arah tiang gawang yang dikawalnya. Demikian dilaporkan harian Jutarnji List di situsnya.

Banovic (25) mengangkat hewan tersebut dengan penuh kasih sayang. Dia kemudian menaruhnya di tempat aman di dekat papan skor.

Namun, wasit menganggap tindakan Banovic tidak layak dan segera mengeluarkan kartu kuning buat pemain itu. Alasannya, ia meninggalkan gawang tanpa izin.

Menurut laporan media, sanksi wasit itu jjustru membuat para penonton kehilangan simpatinya. Mereka mengejek dan mengolok-olok sang pengadil pertandingan. Mungkin, penonton menghujat sang wasit sebagai tak memiliki perikehewanan dan tak memahami HAB.

Pada pertandingan itu, Sibenik akhirnya menang dengan skor 1-0.

www.kompas.com

Pesawat Tempur Bikin Gaduh di Bintaro

Jakarta - Pesawat tempur terbang rendah dan menimbulkan suara gaduh juga menjadi perhatian Eri Kartiadi dkk, yang berada di Pondok Betung (Bintaro), Tangerang Selatan. Eri berharap TNI AU memperhatikan latihan armadanya agar tidak mengganggu warga.

Eri menceritakan, sekitar pukul 10.45 WIB, Selasa (23/11/2010) dua pesawat tempur terbang rendah di atas perumahan di kawasan Bintaro. Dua pesawat tersebut bermanuver di udara dan mengelilingi kawasan tersebut sekitar 5-6 kali dengan menimbulkan suara yang amat gemuruh dan mengganggu.

"Di kawasan ini sebenarnya jauh dari landasan terbang militer, kecuali Pondok Cabe. Namun selama ini memang tidak pernah ada pesawat tempur seperti itu atau lainnya yang berlatih bermanuver di atas kawasan ini. Kalaupun ada, itu pun dalam ketinggian yang deru suara pesawat itu tidak terlalu mengganggu," bebernya lewat surat elektronik pada detikcom.

"Semoga ini bisa diperhatikan oleh pihak AU agar mencari tempat lebih pas bagi crewnya berlatih bermanuver," harap Eri yang memvideokan jet tempur itu dengan ponselnya.

Eri mempertanyakan apakah di sekitar Bintaro sedang ada pameran dirgantara sehingga pesawat tempur tersebut lalu lalang di kawasan padat penduduk itu. "Atau tindakan bermanuver di mana saja itu juga diperbolehkan? Saya tidak tahu. Semoga mendapat pencerahan," tulisnya.

Menurut pengamatan detikcom, pesawat tempur itu mirip Sukhoi. TNI AU beberapa bulan lalu baru saja mendapatkan tambahan pesawat ini, hasil memesan dari Rusia.

Namun untuk detailnya, belum ada konfirmasi. Kadispen TNI AU Marsma Bambang Samoedro tidak mengangkat ponselnya saat detikcom mencoba meminta informasi

www.detiknews.com